Pelatihan pengolahan air laut untuk bisnis air minum kepada pengurus BUMDES dan Masjid di Desa Sungai Itik, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya.
Permasalahan daerah pesisir di Desa Sungai Itik adalah belum adanya ketersedian air bersih dan ketidakberdayaan masyarakat pesisir terhadap teknologi pengolahan air laut menjadi air minum, di tengah-tengah kemajuan teknologi dan era industri 4.0. Pengolahan air laut menjadi air tawar skala kecil sangat penting untuk masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir, tidak hanya untuk kepentingan sanitasi dan kebutuhan air minum, namun juga bisa dijadikan sebagai multiplier effect untuk bisnis air minum isi ulang berbahan baku air laut serta bisnis turunannya, yaitu cuci motor dan laundry.
Untuk itu, permasalahan tersebut akan diselesaikan dalam kegiatan pengabdian masyarakat (PKM) melalaui penerapan iptek yaitu, pertama, membuat teknologi desalinisasi air laut/payau untuk memenuhi kebutuhan air minum, dan kedua memberdayakan air minum untuk menciptakan bisnis usaha isi ulang air galon untuk air minum.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) di Desa Sungai Itik, yang dipimpin oleh Pak Hermansyah, mendapatkan pelatihan pengolahan air laut dan kewirausahaan dari TIM PKM Universitas Tanjungpura pada tanggal 1 Oktober 2022. Diharapkan, dengan adanya PKM ini, BUMDES dan masjid atau pesantren bisa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan air bersih dengan mesin reverse osmosis, yang dapat mendongkrak potensi perekonomian masyarakat desa melalui skema multiplier effect untuk memajukan perekonomian masyarakat pesisir berbasis air laut untuk bisnis air minum isi ulang. Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) bisa berperan strategis sebagai mitra dalam upaya bisnis air minum isi ulang bagi masyarakat pesisir di Desa Sungai Itik, dan masyakarat pesantren bisa menjadi komunitas pangsa pasar dari penjualan air minum isi ulang. Hasil sampingan dari olahan rejected water membran RO, setelah melalui pengolahan dan uji sampel kualitas air, bisa dimanfaatkan kembali untuk usaha cuci mobil, sepeda motor, atau bahkan bisa untuk usaha laundry.
Tim PKM Universitas Tanjungpura untuk pengolahan air laut menjadi air minum berbasis reverse osmosis, terdiri dari tiga dispilin ilmu atau keahlian yang berbeda, yaitu sebagai ketua adalah Dr. Eng. Mochammad Meddy Danial ST. MT. IPM, dari dosen Jurusan Teknik Kelautan Fakultas Teknik UNTAN, Dr. Rizki Purnaini, MT, dosen dari Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik UNTAN, dan bapak Juanda Astarani, SE. M. Sc, CSRS, ACPA, dosen Fakultas Ekonomi UNTAN.
Konsep alat pengolahan air laut ini menggunakan pretreatment menggunakan multi tray aerator, yang dikombinasi dengan tabung FRP berisi media karbon aktif, ferrolite, dan zeolite. Kemudian inovasi membrannya terletak pada pemisahan membran untuk air payau dan air laut. Jika air daerah Desa Sungai Itik salinitasnya rendah atau payau, maka cukup menggunakan membran ultrafiltrasi dan membran brackish water saja. Namun, jika air di daerah Desa Sungai Itik memiliki kadar salinitas tinggi, maka menggunakan hasil olahan dari membran brackish untuk diolah lagi menuju membran khusus seawater. Tujuan pemisahan proses pengolahan ini untuk menghemat biaya perawatan membran reverse osmosis yang masih mahal harganya.
Hasil uji desalinasi air laut, menunjukkan prosentasi penurunan kadar salinitas air laut yang signifikan, yaitu 99.87%, dari 10,000 ppm menjadi hanya 16 ppm. Kapasitas produksi teknologi desalinisasi air laut yang dapat dihasilkan adalah sekitar 30 galon per 5 jam. Dengan adanya usaha pengolahan air laut ini, maka diharapkan akan dapat dijakian usaha bisnis air minum yang sebagian keuntungannya untuk biaya pemeliharaan alat pengolahan air laut. Pelatihan pengolahan air laut ini akan dilaksanakan sebanyak tiga kali hingga akhir Oktober 2022 nanti.