Thetanjungpuratimes.com

Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Herbal: Mahasiswa Farmasi UNTAN Berdayakan Siswa SMAN 12 Pontianak

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura (UNTAN) melaksanakan kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Herbal dengan melibatkan siswa SMA Negeri 12 Pontianak. Kegiatan ini berlangsung pada Juli – November 2025 dan dipimpin oleh dosen Farmasi Untan, Indri Kusharyanti, M.Sc., Apt bersama tim pengajar apt. Indah Aprianti, M.Farm, apt. Esty Elvinda, M.Farm, serta mahasiswa farmasi, yaitu Dinda Silvia Evifani, Nurrizqyka, dan Amanda Agustin. Program ini mengangkat tema “Pembuatan Minyak Herbal Tanaman Lokal sebagai Upaya Pemberdayaan Siswa SMAN 12 Pontianak”. Fokus utama kegiatan adalah memberikan edukasi kepada siswa tentang pemanfaatan tanaman herbal seperti jahe (Zingiber officinale) dan serai (Cymbopogon citratus) yang banyak ditemui di sekitar lingkungan mereka, serta melatih keterampilan dalam mengolahnya menjadi produk minyak herbal bernilai guna dan bernilai ekonomi.

Foto: Mahasiswa Farmasi UNTAN memberikan edukasi interaktif tentang proses pembuatan minyak herbal jahe dan serai kepada siswa SMAN 12 Pontianak

Pelatihan dimulai dengan pemaparan materi edukatif mengenai manfaat tanaman herbal untuk kesehatan, khususnya jahe dan serai yang memiliki kandungan bioaktif seperti gingerol, sitronelal, dan eugenol. Siswa diperkenalkan pada konsep etnofarmasi, yaitu ilmu yang mempelajari penggunaan obat tradisional berbasis kearifan lokal. Untuk mengetahui pemahaman awal, para siswa mengikuti pre-test sebelum kegiatan. Selanjutnya, edukasi diberikan dengan metode interaktif melalui buku saku, leaflet, video edukasi, hingga sesi tanya jawab bersama tim PKM. Hal ini membuat topik menjadi lebih menarik, mudah dipahami, dan aplikatif bagi siswa SMA.

Foto: Panduan praktis pembuatan minyak herbal jahe dan serai yang digunakan dalam pelatihan kewirausahaan berbasis herbal oleh tim PKM Farmasi UNTAN.

Bagian paling seru dalam kegiatan ini adalah praktik langsung pembuatan minyak herbal. Siswa secara berkelompok mempraktikkan langkah demi langkah mulai dari menyiapkan bahan (jahe dan serai), memotong, menghaluskan, hingga memasak dengan metode infus minyak hangat menggunakan minyak zaitun sebagai pelarut. Minyak herbal hasil olahan kemudian disaring, dimasukkan ke dalam botol kaca, dan diamati aromanya, teksturnya, serta kualitasnya. Dengan keterlibatan langsung ini, siswa tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga keterampilan praktis yang bisa mereka kembangkan sebagai ide kewirausahaan.

Selain aspek kesehatan, kegiatan ini juga menanamkan semangat kewirausahaan berbasis kearifan lokal. Melalui diskusi, siswa didorong untuk berpikir kreatif bagaimana produk sederhana seperti minyak herbal bisa dikembangkan menjadi peluang usaha yang bernilai jual. Evaluasi dilakukan dengan post-test setelah pelatihan. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa dibandingkan sebelum mengikuti program.

Program PKM ini selaras dengan visi Prodi Farmasi UNTAN dalam penguatan bidang etnomedisin sekaligus mendukung roadmap pengabdian Fakultas Kedokteran pada tema preventif. Tidak hanya berhenti pada pelatihan, tim juga menargetkan publikasi kegiatan di media massa lokal, jurnal terakreditasi, serta dokumentasi video di kanal resmi UNTAN.

“Kami berharap kegiatan ini menjadi awal bagi siswa untuk lebih mengenal potensi herbal di sekitar mereka, meningkatkan literasi kesehatan, sekaligus menumbuhkan jiwa wirausaha. Semoga siswa dapat mempraktikkan dan bahkan mengembangkan produk herbal ini kedepannya,” Melalui kombinasi edukasi, praktik, dan inovasi, kegiatan ini bukan hanya sekadar pelatihan, tetapi juga langkah nyata dalam membangun generasi muda yang sehat, kreatif, dan mandiri. Dengan mengangkat kearifan lokal dan mengolahnya menjadi produk bermanfaat, siswa dilatih untuk mencintai lingkungan, menjaga kesehatan, sekaligus membuka peluang usaha kecil yang bisa berkembang.