Belajar Matematika Jadi Menyenangkan, Dosen UNTAN Hadir di Pulau Lemukutan

Berita Untan

Pulau Lemukutan – Senyum ceria siswa-siswi SD Negeri 06 Pulau Lemukutan mewarnai suasana Kamis pagi, 24 Juli 2025. Mereka tampak antusias mengikuti kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang digelar tim dosen Program Studi Matematika, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura (UNTAN). Kegiatan ini menghadirkan suasana belajar matematika yang berbeda, lebih dekat, lebih interaktif, dan tentu saja lebih menyenangkan.

PKM dengan tema “Implementasi Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan Melalui Media Pembelajaran Realistik Interaktif bagi Siswa Sekolah Dasar” ini diikuti oleh 76 siswa dari kelas 4, 5, dan 6. Tidak hanya para siswa, guru, komite sekolah, hingga tokoh masyarakat setempat turut hadir dan memberikan dukungan penuh. Acara dibuka dengan khidmat melalui menyanyikan lagu Indonesia Raya, lalu dilanjutkan dengan sambutan-sambutan.

Kepala SD Negeri 06 Pulau Lemukutan, Isharianto, S.Pd., menyampaikan apresiasinya. “Siswa kami sangat jarang mendapat pengalaman belajar langsung dari dosen yang datang jauh-jauh dari Pontianak. Ini benar-benar menjadi momen berharga bagi kami,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Koordinator Prodi Matematika FMIPA UNTAN, Dr. Bayu Prihandono, M.Sc. Ia menegaskan pentingnya inovasi dalam pembelajaran matematika, terutama bagi anak-anak sekolah dasar. “Matematika bisa jadi menyenangkan jika disampaikan dengan cara yang tepat dan kontekstual. Itulah yang ingin kami hadirkan di Lemukutan,” tuturnya. Kepala Desa Pulau Lemukutan pun menyambut baik kegiatan ini, seraya berharap kerja sama pendidikan dan masyarakat desa terus berlanjut.

Setelah doa penutup sesi pembukaan, kegiatan inti dimulai. Narasumber utama, Eko Sulistyono, S.Si., M.Si., mengajak siswa memahami konsep bangun datar dan bangun ruang melalui media konkret. Dengan semangat, para siswa diberikan jaring-jaring kubus dan balok, kemudian diajak merangkainya menjadi bangun tiga dimensi menggunakan tali rafia berwarna-warni.

Suasana kelas pun berubah menjadi riuh penuh tawa. Anak-anak belajar sambil bermain, saling membantu, dan menikmati pengalaman merakit bentuk-bentuk ruang. Para guru tak ketinggalan ikut mencatat metode pengajaran tersebut untuk diadopsi dalam kegiatan belajar sehari-hari.

Metode realistik interaktif yang diterapkan tidak hanya memperkuat pemahaman konsep matematis, tetapi juga melatih keterampilan motorik, kemampuan spasial, dan kerja sama antar siswa. Lebih dari itu, kegiatan ini memberikan inspirasi baru bagi para guru tentang cara menghadirkan matematika yang lebih aplikatif dan dekat dengan keseharian anak.

Di akhir acara, pihak sekolah menyampaikan harapan agar kegiatan serupa dapat terus berlanjut. PKM ini menjadi bukti nyata bagaimana perguruan tinggi dapat menghadirkan manfaat langsung hingga ke wilayah pesisir, menghadirkan pendidikan yang lebih inklusif, kreatif, dan membahagiakan.