Pontianak, 04 September 2025 – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Jurusan Keperawatan Universitas Tanjungpura Pontianak kembali melaksanakan penyuluhan mengenai Pendekatan Multidimensional dalam peningkatan kualitas hidup penderita diabetes melitus di Puskesmas Rawat Inap Jungkat. Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes melitus di Puskesmas Rawat Inap Jungkat melalui pendekatan multidimensional. Penyuluhan tersebut mencakup edukasi manajemen luka kaki untuk mencegah komplikasi, pelatihan relaksasi dan mindfulness guna mengurangi stres, penguatan kontrol emosi melalui sesi interaktif, serta pelibatan keluarga sebagai pendukung utama dalam proses perawatan dan pengambilan keputusan.


Penyuluhan ini berlangsung selama 2 jam dan diikuti oleh 27 lansia di Puskesmas Rawat Inap Jungkat. Ketua Tim PKM, Ns. R.A. Gabby Novikadarti Rahmah, M.Kep mengatakan penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan edukasi terkait manajemen perawatan kaki dan manajemen psikososial pada pasien diabetes melitus. “Jadi nanti akan ada dua edukasi terkait manajemen perawatan kaki dan manajemen psikososial. Melalui kegiatan ini diharapkan emak-emak mengetahui cara merawat kaki pada penderita diabetes dan cara mengatur kondisi mental. Dimana kedua hal tersebut sangat penting dalam mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan riwayat penyakit diabetes melitus” ujar Ns. Gabby.
Materi pertama disampaikan oleh Ns. Gabby, yang membawakan topik mengenai pengenalan luka kaki diabetes (ulkus diabetik). Dalam sesi ini, dijelaskan bahwa luka kaki pada penderita diabetes merupakan komplikasi serius yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah dan kerusakan saraf. Peserta diajak memahami bagaimana luka dapat muncul tanpa disadari dan berisiko tinggi mengalami infeksi hingga amputasi apabila tidak ditangani secara tepat. Setelah pemaparan teori, kegiatan dilanjutkan dengan sesi edukasi perawatan kaki. Peserta diberikan penjelasan mengenai cara menjaga kebersihan kaki, melakukan pemeriksaan kulit secara rutin, serta mengenali tanda-tanda awal terjadinya luka. Ns. Gabby memberikan contoh sederhana dalam merawat kaki penderita diabetes, seperti cara mencuci kaki dengan benar, mengeringkan sela-sela jari, dan mengoleskan pelembab untuk mencegah kulit kering dan pecah-pecah. Ia juga menekankan pentingnya pemilihan alas kaki yang sesuai, serta larangan berjalan tanpa alas kaki, khususnya bagi penderita dengan gangguan saraf perifer.


Selanjutnya para peserta diberi materi kedua dengan topik manajemen stres pada pasien dengan diabetes melitus, oleh Ns. Luthfi. Dalam sesi ini, dijelaskan bahwa pada penderita diabetes, stres yang tidak dikelola dapat menurunkan kualitas hidup dan mempengaruhi kestabilan kadar gula darah. Selanjutnya, peserta mendapatkan penjelasan mengenai strategi pengelolaan stres, antara lain melalui teknik pernapasan, relaksasi, menjaga pola makan, olahraga teratur, serta dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan. Melalui materi ini, peserta diharapkan mampu memahami pentingnya keseimbangan emosional sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan fisik, khususnya dalam mengontrol diabetes melitus.
Materi ketiga disampaikan oleh Ns. Ainun, yang membawakan topik mengenai kontrol stres pada penderita diabetes melitus. Ns. Ainun menjelaskan bahwa stres bukan hanya persoalan pikiran, tetapi juga dapat berdampak langsung pada kondisi fisik, termasuk meningkatkan kadar gula darah. Stres yang tidak dikelola dengan baik bisa memicu keluhan sulit tidur, rasa cemas, mudah marah, hingga depresi, yang pada akhirnya mengganggu kualitas hidup penderita diabetes melitus. Dari situ, peserta diperkenalkan pada berbagai strategi mengelola stres, seperti teknik pernapasan, membuat jadwal harian sederhana untuk aktivitas, serta berbicara dengan keluarga atau tenaga kesehatan ketika merasa cemas. Ia juga menekankan pentingnya berpikir positif, memberi afirmasi pada diri sendiri, serta mencari kegiatan menyenangkan seperti berjalan pagi, mendengarkan musik, atau berdoa agar stres dapat lebih terkendali.

Penyampaian materi terakhir dengan topik dukungan keluarga yang disampaikan oleh Ns. Septi. Pada sesi ini dijelaskan bahwa keluarga memiliki peran penting dalam memberikan bantuan, perhatian, dan kepedulian, khususnya bagi pasien yang sedang menjalani pengobatan. Dukungan keluarga dapat membantu mengurangi beban fisik maupun emosional pasien, sehingga dapat mempercepat pemulihan dan meningkatkan kualitas hidup. Bentuk dukungan yang diberikan antara lain menemani selama perawatan, mendengarkan keluhan, membantu kebutuhan dasar, menjadi perantara antara pasien dengan tenaga medis, serta menjaga semangat dan optimisme pasien.
Para peserta merasa sangat senang dengan adanya kegiatan penyuluhan ini. Beberapa di antara mereka menyampaikan bahwa sudah cukup lama tidak ada kegiatan serupa dan terakhir kali penyuluhan kesehatan dilaksanakan sekitar satu sampai dua tahun yang lalu. Oleh karena itu saat penyuluhan ini diadakan para peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap kegiatan penyuluhan. Mereka merasa bahwa kegiatan ini bermanfaat, menambah pengetahuan baru, serta memberikan motivasi untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri dan keluarga.
Dalam kegiatan penyuluhan ini, tidak hanya diberikan pemaparan materi, tetapi juga disertai dengan sesi interaktif dengan tanya jawab. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta sebelum dan sesudah mengikuti penyuluhan, sekaligus menjadi bahan evaluasi apakah informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik. Dengan cara ini, peserta tidak hanya menerima materi secara pasif, tetapi juga lebih aktif merefleksikan pengetahuan dan pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Antusiasme peserta terhadap kegiatan penyuluhan terlihat jelas dari rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini ditunjukkan melalui banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada pemateri serta keaktifan mereka dalam menyimak penjelasan. Peserta tidak hanya mendengarkan secara pasif, tetapi juga terlibat aktif dalam diskusi, berbagi pengalaman pribadi, dan menanggapi informasi yang diberikan. Suasana penyuluhan menjadi lebih hidup, interaktif, dan penuh semangat sehingga tujuan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kesehatan dapat tercapai dengan baik.
Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian leaflet dan doorprize kepada peserta penyuluhan sebagai bentuk terima kasih serta apresiasi atas partisipasi aktif mereka. Pihak Puskesmas Rawat Inap Jungkat menyambut baik kegiatan ini dan berharap kerjasama dengan Universitas Tanjungpura dapat terus terjalin. Kepala Puskesmas Rawat Inap Jungkat, Ibu dr. Darwati, menyampaikan “Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada tim dari Universitas Tanjungpura atas terlaksananya kegiatan penyuluhan hari ini di Puskesmas Rawat Inap Jungkat. Seperti yang Bapak/Ibu saksikan sendiri tadi, antusiasme para emak-emak sangat luar biasa. Kami sangat berharap kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut, dan kami sangat terbuka untuk menjalin kerja sama kembali, khususnya dalam bidang edukasi dan promosi kesehatan,” tutur Kepala Puskesmas Rawat Inap Jungkat. Sebagai bentuk apresiasi, Tim PKM menyerahkan sertifikat penghargaan kepada Kepala Puskesmas Rawat Inap Jungkat. Penyerahan sertifikat ini menjadi simbol penghargaan atas dukungan dan kerja sama yang baik, sekaligus menutup kegiatan penyuluhan dengan suasana hangat dan penuh kebersamaan.
Kegiatan penyuluhan ini merupakan wujud nyata komitmen Universitas Tanjungpura dalam mendukung peningkatan kualitas hidup pasien diabetes melitus melalui pemahaman yang lebih baik tentang perawatan kaki dan kesehatan psikososial.