Mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura yang tergabung dalam Kelompok KKN Tematik Unit 21 telah melaksanakan serangkaian kegiatan edukasi kesehatan dan inovasi pangan di Desa Jungkat, Kecamatan Jongkat, Kabupaten Mempawah pada bulan Juni 2025. Kegiatan KKN ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengatasi penyakit dispepsia, yakni gangguan saluran cerna atas yang banyak dialami warga Desa Jungkat. Berdasarkan data Puskesmas Jongkat, kasus dispepsia di desa ini tercatat paling tinggi dibanding desa lainnya di wilayah Kecamatan Jongkat.
Anggota KKN Unit 21 yang terlibat aktif dalam kegiatan ini terdiri dari Vincent, Sinka Delta Tiara, Utin Mutiadiva, dan Lovian Claudia Simanjuntak, serta didampingi oleh Dr. Robiyanto, M.Pharm.Sc., Apt. sebagai Dosen Pembimbing dan apt. Enggy Erwansani, M.Farm. sebagai Dosen Pembimbing Lapangan, telah menjalankan program edukatif yang menyasar langsung warga masyarakat di dua lokasi KKN yaitu Dusun Pangsuma dan Dusun Pangeran Adipati.

Salah satu kegiatan unggulan dalam program KKN Unit 21 adalah demonstrasi pembuatan roti kukus berbahan gandum, sagu, dan probiotik dari tapai ubi yang ditujukan sebagai alternatif pangan sehat untuk mencegah gejala dispepsia. Kegiatan ini diikuti antusias oleh para ibu-ibu Majelis Taklim dan warga sekitar.
Desa Jungkat dipilih sebagai lokasi KKN berdasarkan data kesehatan wilayah yang menunjukkan bahwa gangguan pencernaan, terutama dispepsia, merupakan kasus yang paling sering dijumpai dalam lima bulan terakhir. Dispepsia adalah sindrom nyeri atau rasa tidak nyaman pada bagian atas perut (ulu hati), yang sering disebabkan oleh pola makan tidak teratur, konsumsi makanan iritatif, serta stres dan faktor lingkungan. Kegiatan edukasi dilakukan melalui sosialisasi dengan pendekatan interaktif, menggunakan media leaflet, booklet, dan video presentasi. Materi yang disampaikan meliputi pemahaman tentang apa itu dispepsia, gejala yang umum muncul, penyebabnya, serta pencegahan dan pengobatan baik secara farmakologis maupun non-farmakologis. Salah satu bagian yang menjadi daya tarik kegiatan ini adalah demonstrasi pembuatan roti kukus probiotik berbahan dasar gandum dan sagu. Produk ini dikembangkan oleh mahasiswa sebagai alternatif pangan fungsional yang terjangkau dan mudah dibuat di rumah. Probiotik dari tapai ubi yang digunakan dalam pembuatan roti diyakini dapat membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus, serta mendukung fungsi saluran cerna secara keseluruhan.

Para ibu-ibu Majelis Taklim dan warga yang hadir tampak sangat antusias mengikuti setiap sesi. Mereka tidak hanya mendengarkan paparan, tetapi juga aktif berdiskusi, bertanya, dan memberikan tanggapan terkait kondisi kesehatan mereka. Setelah sesi edukasi dan demo, warga juga diajak mencicipi langsung roti hasil produksi mahasiswa sebagai bentuk pengenalan dan penerimaan produk. Kegiatan edukasi ini memberikan dampak yang terasa secara langsung, baik dalam peningkatan pengetahuan masyarakat, maupun ketertarikan mereka terhadap alternatif pangan sehat. Selain roti probiotik, warga juga dibekali pemahaman dasar mengenai pemilihan dan penggunaan obat-obatan yang aman dengan pendekatan konsep DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang Obat dengan Benar), serta pengenalan tanaman herbal sekitar sebagai solusi alami penanganan gejala lambung ringan.
Dengan terlaksananya KKN Tematik ini, mahasiswa Prodi S1 Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN tidak hanya menyalurkan ilmu yang mereka pelajari di bangku kuliah, tetapi juga membangun jembatan pemahaman yang lebih baik antara dunia akademik dan kebutuhan nyata masyarakat, khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas hidup melalui edukasi dan intervensi sederhana yang aplikatif.