Pontianak, thetanjungpuratimes.com – Direktur Kantor Urusan Internasional, Dr. techn. Zairin Zain mengatakan ada 20 Mahasiswa Untan yang akan berangkat ke Perancis dalam kegiatan Student Mobility yang berkaitan dengan France Indonesia Consortium In Engineering and Management.
“Kita melakukan seleksi wawancara dalam bahasa inggris untuk mengambil suatu daftar mahasiswa-mahasiswa yang akan kita kirimkan ke Perancis dalam kegiatan student mobility. Consortium itu sudah di tanda tangani sekitar tahun 2015 di Medan oleh Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak, Prof Dr Thamrin Usman, DEA. Dalam implementasinya dan salah satunya programnya yaitu student mobility,” katanya, Sabtu (27/2) sore.
Zairin menambahkan, Ia mengarahkan untuk student mobility itu kepada lima Fakultas yang ada di Untan diantaranya, Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas MIPA, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Kehutanan.
“Peserta yang datang sekitar 45 orang dan kita seleksi menjadi 20 orang dan 20 orang ini yang akan kita dorong untuk masuk ke aplikasi www.ficem.fr dan mereka mendaftar sendiri di aplikasi tersebut,” ujarnya.
Lanjut Zairin, pada tanggal 15 Februari 2016, Untan kedatangan Prof dari Mines Nantes, Perancis, Dr. Annya Requile dan Ia meminta ke Untan terkait kerja sama untuk mengirim mahasiswa Untan belajar disana selama 6 bulan.
“Jadi dengan kerja sama tersebut kita melakukan wawancara kepada 20 mahasiswa yang sudah kita seleksi dan sudah kita wawancarai oleh lima orang pengurus di kantor urusan Internasional yaitu dengan Dr. Ing. Seno D. Panjaitan, Dr. Farah Diba, Dr. Evi Gusmayanti, Dr. Dwi Astiani dan Saya sendiri,” tuturnya.
Sementara itu Zairin juga mengatakan, jika yang mendaftar itu adalah mahasiswa yang berada di semester enam saat ini, karena mereka akan masuk ke program selama 6 bulan di Perancis dan itu merupakan perkuliahan master disana dan mereka akan berangkat pada tanggal 16 September 2016.
“Dengan adanya kegiatan ini saya berharap mahasiswa Untan semakin go Internasional dan tidak takut sama bule, bule itu kebetulan lingkungan dan pendidikan mereka memang bagus, akan tetapi untuk kualifikasi kita tidak kalah bagusnya, yang kemarin kita wawancara itu adalah anak-anak yang membanggakan,” ungkapnya.
Lanjut Zairin, saat proses wawancara oleh tim kantor urusan Internasional, para mahasiswa tersebut menggunakan bahasa inggris yang baik dan membanggakan.
“Mereka ditanya oleh tim kantor urusan Internasional yang terdiri dari lima orang, dan dari mereka masuk keruangan sampai mereka selesai itu mereka menggunakan bahasa inggris secara penuh,” tandasnya.
(Monika/Dede)