Ratusan Siswa Antusias ikut Gerakan Nasional Revolusi Mental di UNTAN

Untan

Ratusan siswa dari SMA/SMK di Kota Pontianak antusias mengikuti kegiatan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang digelar Universitas Tanjungpura (UNTAN) , di Auditorium UNTAN, Selasa (19/9) pagi.

Ketua Pelaksana GNRM Usman A Gani mengatakan ini yang kedua kalinya GNRM digelar. Kegiatan ini sudah berjalan sejak tahun 2014. Kegiatan ini diinisiasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Secara keseluruhan ada 24 perguruan tinggi yang menggelar kegiatan ini.

Lanjut Usman Gerakan Nasional Revolusi Mental digelar untuk mendorong lahirnya perubahan cara berpikir, bersikap dan bertoleransi untuk mengubah peradaban guna menuju Indonesia Emas.

“Maka dari itu, hampir semua kegiatan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi, sasarannya adalah mahasiswa dan siswa sekolah menengah atas,” kata Utsman dalam sambutannya.

“Pengelola berharap siswa berharap sebagai generasi penerus, mengubah pola pikir untuk lebih maju. Membawa negara ke arah lebih baik,” sambung Utsman.

Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama Universitas Tanjungpura, Ir Junaidi, M.Sc mengatakan GNRM sudah masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN). Dalam RPJMN tertuang pernyataan agar pendapatan per kapita penduduk setara dengan negara-negara maju untuk masuk ke Indonesia emas.

“Sehingga harus mengubah dari reformatif menjadi transformasi ekonomi, sosial dan tata kelola. Jadi diharapkan menjadi dasar untuk menuju Indonesia emas tahun 2045,” jelas Junaidi dalam sambutannya.

Junaidi menambahkan tantangan Indonesia emas cukup berat karena membutuhkan leadership yang kuat dan pintar. Bonus demografi menjadi peluang sehingga tantangan yang ada bisa dihadapi untuk menuju Indonesia emas.

Lanjut Junaidi, Indonesia punya sumber daya alam nomor satu di dunia. Antara lain timah, dan nikel. Lalu bauksit nomor enam di dunia. Kemudian tembaga nomor tujuh di dunia. Tantangan selanjutnya menurut Junadi, adalah sumber daya manusia yang produktif untuk menjawab tantangan yang ada menuju Indonesia emas.

Lebih lanjut Junaidi menyampaikan menambahkan bahwa saat ini informasi begitu cepat tersebar seiring dengan perkembangan teknologi yang kian pesat. Pemerintah melalui Kementerian Kominfo dan Kemendikbud terus mengedukasi pelajar terkait pentingnya literasi digital.

“Jika terkait dengan hal sensitif maka bisa menimbulkan konflik sosial, sehingga perlu mempersiapkan masyarakat agar lebih berhati-hati, serta teliti dalam menerima dan kritis terhadap informasi,” tambah Junaidi.

Menurut Junaidi yang harus disadari pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. “Sehingga perlu membangun peradaban digital dalam rangka menuju generasi Indonesia emas,” pungkas Junaidi.