Pontianak, thetanjungpuratimes.com – Ketua Pusat Studi Energi Terbarukan Universitas Tanjungpura Pontianak, Prof. Dr. Eng. M. Ismail Yusuf, MT, membuat alat sistem listrik menggunakan energi angin dan matahari.
Energi terbarukan merupakan energi yang berasal dari ‘proses alam yang berkelanjutan’, seperti tenaga surya, tenaga angin, arus air proses biologi, dan panas bumi.
“Energi ini kalau kita klasifikasikan ada dua yaitu energi terbarukan dan energi yang tak terbarukan, energi tak terbarukan yang disediakan akan habis contohnya minyak, sesuai prediksi tahun ke tahun minyak ini akan habis tetapi berbeda dengan energi terbarukan contohnya matahari dan angin yang akan ada terus selama dunia ini ada,” kata Ismail Yusuf, Jum’at (11/3) pagi.
Ayah dari enam orang anak ini mengatakan, dirinya mengetahui jika Pontianak merupakan kota Khatulistiwa memiliki panas matahari yang intensitasnya tinggi, kurang lebih mendekati 5 kwh/m2.
“Dengan panas yang tinggi itu, kita ciptakanlah energi listrik yang menggunakan energi panas dari matahari secara langsung,” ujarnya.
Dilanjutkannya, energi terbarukan ini memiliki sifat yang ramah lingkungan, dan saat ini dirinya sudah memasang alat sistem sejenis dengan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) energi matahari di daerah yang tidak mendapatkan aliran listrik di daerah Sepok Keladi, Kubu Raya.
“Untan telah merealisasikan sistem ini kepada masyarakat terpencil di Sepok Keladi, seperti yang kita ketahui jika Sepok Keladi itu merupakan pulau terpencil, dan jumlah penduduknya pun hanya sekitar 30 kepala keluarga (KK) saja, dan bayangkan sudah 70 tahun Indonesia merdeka, tetapi mereka tidak mendapatkan sumber listrik,” tuturnya.
Ismail Yusuf menambahkan, kebijakan tersebut juga berasal dari dorongan Rektor Untan Prof. Dr. Thamrin Usman, DEA yang menyarankan Sepok Keladi sebagai daerah pertama yang dijadikan Pilot Project alat buatannya tersebut.
“Alhamdulillah, kegiatan ini sudah berjalan selama satu tahun yang dibangun oleh Untan dengan menggunakan teknologi terbaru seperti PLN, dan masyarakat disanapun merasa sangat senang sekali selama 70 tahun mereka menantikan adanya listrik dan saat ini mereka sudah bisa merasakannya dengan adanya energi terbarukan tersebut,” pungkas Ismail.
(Monika/Dede)