Pontianak, 12 November 2024 – Diya Amalia, mahasiswa Pendidikan Kimia dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura (UNTAN), Kembali menorehkan prestasi dengan berhasil meraih juara 2 Cabang Qiraat Sab’ah Murottal Remaja di ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kota Pontianak yang digelar tanggal 26 – 30 April 2024 lalu. Dengan sederet pencapaian yang telah diraihnya sejak 2020, Diya tak hanya menjadi kebanggaan bagi keluarga dan almamaternya, tetapi juga bagi generasi muda yang bercita-cita mendalami dan mengamalkan Al-Quran.
Sebagai alumni Pondok Pesantren Alquran Baitul Qurro di Banten, Diya telah lama aktif mengikuti MTQ, dan sering mendapatkan informasi terkait ajang ini melalui grup MTQ serta dari sang ayah yang juga seorang official MTQ di salah satu kecamatan. Persiapan menuju kompetisi MTQ dilakukan dengan matang, termasuk mengikuti pelatihan dan training center di setiap kecamatan.
Menghadapi kompetisi MTQ bukanlah hal mudah. Menurut Diya, kunci sukses dalam ajang ini adalah persiapan matang dan latihan konsisten. Ia mengakui bahwa masing-masing kecamatan biasanya menyelenggarakan training center untuk melatih peserta sebelum berlomba, guna memaksimalkan potensi mereka. “Latihan dari jauh hari sangat penting untuk mempersiapkan diri menghadapi kompetisi,” ujar Diya.
Motivasi Diya mengikuti MTQ adalah semangat bertemu dengan peserta dari berbagai daerah yang memiliki kecintaan yang sama terhadap Al-Quran. “Bagi saya, MTQ bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga sarana untuk bertemu dan berkenalan dengan para ahlul Qur’an dari berbagai daerah. Saya ingin mengukir prestasi yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bisa menginspirasi orang lain,” ungkapnya. Diya menuturkan bahwa dukungan orang tua dan guru menjadi fondasi utama yang mendorongnya untuk terus berprestasi.
Perjalanan Diya menuju kemenangan tak selalu mudah. Salah satu tantangan terbesar yang ia hadapi adalah bersaing dengan peserta lain yang memiliki kualitas sangat baik. “Peserta lainpun semuanya luar biasa. Maka dari itu, selain berusaha, kita harus menyerahkan hasilnya kepada Allah,” tuturnya. Tantangan lain yang dihadapinya adalah menjaga pola makan untuk mendukung kualitas suara, seperti menghindari makanan berminyak dan minuman dingin agar pita suara tetap terjaga.
Diya berharap ke depannya ia bisa terus berpartisipasi dalam cabang Qiraat Sab’ah, cabang yang menurutnya unik karena mengharuskan peserta membaca Al-Quran dengan imam yang berbeda. Ia menuturkan bahwa cabang ini masih kurang dikenal di kalangan generasi muda.
“Harapan saya, saya bisa berbagi ilmu tentang Qiraat Sab’ah kepada generasi muda, agar mereka tahu bahwa bacaan Al-Quran bisa berbeda sesuai dengan imamnya,” ujarnya dengan penuh semangat.
Penulis : Natasya Jeslin Helga