Pada hari Jumat (18/10/24) Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura (FK UNTAN) mengadakan deteksi stunting pada anak pra-sekolah dan pelatihan pemantauan pertumbuhan anak pada guru di TKIT Al-Mumtaz Pontianak. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) tersebut diketuai oleh dr. Mistika Zakiah, M.Biomed bersama tim dosen yaitu dr. Ridha Ulfah, M. Epid dan dr. Syarifah Nurul Yanti R.S.A., M. Biomed dari prodi Kedokteran serta dosen prodi Keperawatan, yaitu Ibu Triyana Harlia Putri, M.Kep. Mahasiswa kedokteran turut membantu kegiatan ini, yaitu Muhammad Farhan Effendi, Abelia Yunianta Puspa Dewi, Nassya Putri Nanmi dan Frezy Tarisha Harafat. Kegiatan ini dihadiri oleh Guru-guru wali kelas dan petugas perawat UKS serta siswa-siswi TKIT Al-Mumtaz Pontianak.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilatarbelakangi oleh masih tingginya angka stunting di Indonesia. Pada tahun 2023 angka stunting di Indonesia masih pada angka 24,5% dimana masih sangat jauh dari target nasional yakni angka prevalensi stunting 14% pada tahun 2024. Stunting adalah suatu kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya yang ditandai dengan z-score Tinggi Badan Menurut Usia (TB/U) < -2 Standar Deviasi (SD) berdasarkan pada standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Gangguan pertumbuhan ini dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan otak dan tumbuh kembang anak, sehingga menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045. Pendeteksian stunting ini dapat dilakukan oleh guru dan tenaga pendidik di sekolah. anak pra-sekolah dengan melakukan pemantuan pertumbuhan anak menggunakan tabel Z-score oleh WHO. Pendeteksian menggunakan tabel Z-score tersebut dapat dilakukan dengan melihat Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U).
Penyampaian materi pada kegiatan ini disampaikan oleh dr. Ridha Ulfah, M. Epid yang menekankan pentingnya melakukan deteksi stunting dan pemantauan pertumbuhan anak pra-sekolah. “Penting untuk melakukan pemantauan pertumbuhan anak pada anak pra-sekolah karena gangguan pertumbuhan anak dapat menyebabkan buruknya perkembangan kognitif, motorik, dan sosial emosional anak yang pada akhirnya dapat berdampak pada prestasi akademik anak yang rendah, sehingga pemantauan pertumbuhan anak ini sangat memegang peranan penting dalam mewujudkan generasi emas pada tahun 2045 yang akan datang” jelas dr. Ridha.
Untuk menilai adanya peningkatan pemahaman mengenai pemantauan pertumbuhan anak, para peserta diberikan pre-test sebelum penyampaian materi dan post-test setelah materi disampaikan. Hasil dari kedua test tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran seberapa baik tingkat pemahaman peserta terhadap pemantauan pertumbuhan anak pra-sekolah.
Setelah dilakukan post-test, dilanjutkan dengan praktek langsung pengukuran tinggi badan dan berat badan siswa-siswi. Praktek pemantauan pertumbuhan ini menggunakan dua alat, yaitu uniscele digital untuk menimbang massa tubuh dan stature meter untuk mengukur tinggi badan. Pengukuran tersebut dilakukan oleh para guru yang dipantau langsung oleh para dosen. Hasil pengukuran kemudian dicatat dan dinilai status gizi anak dengan menggunakan tabel Z-score sesuai umur dan jenis kelamin.
Diakhir kegiatan diserahkan sertifikat dan buku panduan tabel Z-score yang dapat digunakan para guru untuk melakukan pemantauan pertumbuhan siswa-siswi di TKIT Al-Mumtaz. Diharapkan kegiatan deteksi stunting pada anak pra-sekolah dan pelatihan pemantauan pertumbuhan anak dapat terus dilanjutkan agar dapat mempermudah tercapainya generasi emas 2045.