Ilmu Kelautan FMIPA Untan Adakan Kuliah Umum di Desa Wisata Sungai Kupah

Untan

Prodi Ilmu Kelautan FMIPA Untan mengadakan kuliah umum bertajuk “Peran Pemuda Dalam Pembangunan Komunitas Pesisir” di Desa Wisata Sungai Kupah, Kubu Raya (4/11/23). Kegiatan ini merupakan agenda yang bertujuan untuk memanggil kepedulian mahasiswa Ilmu Kelautan akan peran pentingnya sebagai agen perubahan terhadap pembangunan masyarakat pesisir.

Ketua Jurusan Ilmu Kelautan menyampaikan bahwa seorang mahasiswa dan sarjana ilmu Kelautan seharunya ikut aktif membangun pesisir. “Ilmu yang bermanfaat itu adalah ilmu yang digunakan untuk membangun diri dan Masyarakat. Desa Sungai Kupah inilah contoh nyatanya! Bagaimana para pemuda yang latarbelakangnya juga para sarjana mengerahkan pikiran dan tenaga untuk membangun desa. Kunci kemajuan dan kesejahteraan desa pesisir seharusnya menjadi perhatian mahasiswa dan Sarjana Ilmu Kelautan” ujar pak Arie, Kajur Ilmu Kelautan.

Bang Adi yang merupakan alumni Kehutanan Untan menceritakan bagaimana ia dan kawan-kawannya diajak oleh Bang Rudi (alumni FKIP Untan) untuk memulai dari aksi rehabilitasi mangrove sampai akhirnya dapat mengangkat nama Desa Wisata Sungai Kupah.

Gambar : Aktivitas kuliah umum di desa Wisata

“Bang Rudi lah yang kumpulkan kami dan mengajak, bagaimana caranye membangun desa kite ni. Kami mulai dengan rehabilitasi mangrove. Rupenye dari situ kami terus berkembang sampai bang Rudi mendapat Kalpataru tahun lalu. Lalu mulailah orang berdatangan ke sini untuk belajar success story kami. Permintaan mangrove mulai banyak dan kami libatkan Masyarakat untuk melakukan pembibitan mangrove sehingga menambah pendapatan mereka.” Ujar bang Adi

Untuk meningkatkan pengunjung datang ke desa, Bang Adi dan kawan-kawan berusaha membuat berbagai event seperti mangrove camp, pertandingan voli, sampai festival telok bediri. Mahasiswa Ilmu Kelautan Untan juga diajarkan konsep ekowisata berbasis masyarakat dan konsep zero weste. Ekowisata berbasis masyarakat diterapkan dengan menjadikan kegiatan harian masyarakat sebagai atraksi wisata. Kegiatan itu seperti kegiatan memancing, pembuatan cocopeat, pembuatan lidi dari daun nipah, dan pembuatan steak udang. Konsep zero west yang ditunjukkan dalam kuliah ini adalah pembuatan anyaman dan polybac dari limbah daun nipah sisa pembuatan lidi.

Salah satu mahasiswa sangat terinspirasi dan senang karena dapat mempelajari konsep konservasi dan wisata yang terintegrasi. Ia mengungkapkan, sebagai mahasiswa ia ingin banyak belajar dan berbuat untuk membangun Masyarakat terutama di Desa Peniti. “Saya mau buat hal yang sama di Desa Peniti, banyak potensi desa yang bisa saya kembangkan.” Ujar Adit, mahasiswa Ilmu Kelautan Untan yang berasal dari Desa Peniti. Kuliah umum ini memberi kesan berbeda karena dilakukan di ruang terbuka seperti diungkap oleh Fadhlurrohman. “Kuliah umum ini sangat berkesan, memang sebaiknya mahasiswa bisa belajar tidak hanya di dalam kelas namun juga di luar kelas sehingga bisa melihat langsung bagaimana praktek dari konsep yang sudah diajarkan di dalam kelas.” Ujarnya.