Untan Siap Gelar SBMPTN Berbasis CBT

Untan

Pontianak, thetanjungpuratimes.com – Kelompok Kerja (Pokja) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Katjuk Astrowulan melakukan pemeriksaan gedung Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) Center Universitas Tanjungpura Pontianak, yang akan digunakan untuk peserta Computer Based Test (CBT) tahun 2016.

“Saya kira untuk ruang UKDI ini sudah sangat layak untuk digunakan oleh peserta CBT tahun 2016, karena di ruangan ini sudah tersedia Uninterruptible Power Supply (UPS) dan genset sebagai pegangan pada saat mati lampu. Sehingga peserta bisa terus mengerjakan soal ujian tanpa adanya gangguan apapun,” kata Katjuk Astrowulan, saat ditemui di ruang UKDI, Jumat (18/3) sore.

Katjuk mengatakan, jumlah minimal unit Komputer pada saat CBT yaitu 40 lebih, dan menurutnya Untan sudah melebihi dari itu semua.

“Saya berharap untuk Untan kedepannya, jika ada ruang lain yang juga memilki standar seperti ruang UKDI bisa digunakan dan dipertimbangkan untuk dijadikan kegiatan CBT, sehingga tahun depan peserta CBT bisa diperbanyak lagi,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor Untan Prof.Dr.H.Thamrin Usman DEA mengatakan, Untan sendiri menyatakan siap dalam menyelenggarakan SBMPTN berbasis CBT. Mengingat seluruh sarana dan prasarana penunjang sudah lengkap.

“Misalnya genset, tidak hanya digunakan untuk ruang UKDI dan CBT, akan tetapi untuk rumah sakit Untan, yang dimana ada kamar operasi yang harus standby listriknya. Jadi memang sudah kita siapkan dari jauh hari sebelumnya,” ujarnya.

Thamrin mengimbau, untuk seluruh siswa yang mengikuti ujian SBMPTN untuk tidak takut dengan ujian masuk berbasis komputer, karena menurut Thamrin CBT ini memilki keunggulan seperti menghindari kesalahan kecil yang dapat menggagalkan peserta ujian.

“Jika kita lupa untuk menulis nama dan nomor peserta itu akan dibantu dan diingatkan oleh sistem yang ada di komputer tersebut, karena sistem komputer tidak akan mengizinkan untuk masuk kepertanyaan berikutnya sebelum isian sebelumnya terisi,” terangnya.

Dilanjutkan Thamrin, bagi siswa yang tangannya suka berkeringat, maka sistem ini akan membantu dan tidak mempengaruhi lembar jawaban yang ada di sistem komputer.

“Ujian ini jangan ditakuti, justru ini sangat membantu peserta dari kelemahan secara fisik dan biologis siswa. Saya berharap terkait UKDI Center kedepannya bisa menampung jumlah peserta yang lebih banyak lagi dan seiring dengan tersedianya ruang dan peralatan, kita bisa menjadikan ini untuk membeli sesuatu perlengkapan untuk mendukung program nasional ini,” pungkasnya.

(Monika/Dede)

Leave a Reply